Suyasa Tanggapi Pidato Bupati Badung

2 days ago 3
ARTICLE AD BOX
Menariknya pembagian secara simbolis dilakukan di dua daerah yang merupakan basis massa rival politiknya yakni di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi dan Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani, Kecamatan Abiansemal, Rabu (16/4). Terhadap pemilihan dua lokasi ini, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa membantah adanya alasan politis.

Seperti diketahui, rival politik I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta (Adicipta) pada Pilkada Badung November 2024 lalu adalah I Wayan Suyasa-I Putu Alit Yandinata (Suyadinata). Desa Penarungan merupakan basis sekaligus desa asal Suyasa dan Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani merupakan daerah asal Alit Yandinata.

Saat penyerahan bantuan hari besar keagamaan, dalam pidatonya Bupati Adi Arnawa mengatakan pemilihan dua lokasi ini karena desa ini berdekatan dan merupakan perwakilan dari dua kecamatan yang besar yang juga sebagian besar warganya beragama Hindu. Kata dia, hal ini dilakukan untuk merangkul semua masyarakat, termasuk masyarakat yang tidak memenangkannya.

“Sekali lagi saya sampaikan ke bapak-ibu semua, jangan dipelintir dan dibawa kemana-mana. Ini memang murni dan ini menujukan kenegawaraan kami, saya dan Pak Bagus Alit Sucipta. Mohon maaf bukan bermaksud membuka kembali. Kalau saya lihat, di desa ini (Penarungan) saya kalah dan di Dauh Yeh Cani saya kalah. Tapi saya mendahulukan masyarakat di sini untuk memberikan bantuan Rp 2 juta,” ujar Bupati Adi Arnawa saat diwawancara media.

Namun pernyataan ini mendapat respons dari Suyasa. “Selaku warga dan juga calon dalam Pilkada sudah menyatakan selamat, bahwa beliau menang dan kini selaku kepala daerah. Namun ada sedikit bahasa beliau yang menurut saya kurang elok,” ucap Suyasa secara terpisah kemarin.

“Beliau menyatakan diri negarawan di tempat yang kalah dengan memberikan bantuan secara simbolis di Penarungan dan Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani, itu bagi kami kurang elok, karena masih berbicara menang dan kalah. Padahal beliau sudah menjadi bupati dan kita sudah akui bahwa beliau akan memimpin sampai lima tahun ke depan,” kata Suyasa.

Menurut Ketua DPD Golkar Badung ini, sebagai kepala daerah yang sudah dipilih rakyat, seharunya tidak lagi berbicara menang dan kalah. Janji politik yang disampaikan pada kampanye wajib direalisasikan kepada masyarakat Badung tanpa terkecuali, dan masyarakat pun akan taat melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

“Kalau masih berbicara menang kalah, jujur bagi kami kelihatan ego. Berbicara begitu di tempat kalah, bagi kami kurang etis. Bagi saya pribadi itu menunjukkan sikap kekanak-kanakan, karena beliau kan sudah bupati dan wakil Bupati Badung,” sebut Suyasa sembari menegaskan bahwa dirinya mengkritisi pidato yang disampaikan, bukan mengkritisi program. 7 ind
Read Entire Article