Megawati : Sejarah Sebagai Fondasi Peradaban

2 days ago 4
ARTICLE AD BOX
JAKARTA, NusaBali
Presiden RI ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri menyampaikan sambutan penuh makna dalam acara pertunjukan teater musik Imam Al-Bukhari dan Sukarno di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (15/4). Pementasan tersebut merupakan hasil kolaborasi seniman Indonesia dan Uzbekistan untuk memperingati hubungan historis antara kedua bangsa. 

Megawati dalam pidato menekankan pentingnya sejarah sebagai fondasi peradaban. Dia mengutip pesan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno soal JASMERAH pada 17 Agustus 1966. Menurut Megawati, sebuah bangsa dan negara bakal hancur ketika melupakan akar sejarah yang pernah dilalui. “Sebab, jika suatu bangsa telah lupa akan sejarahnya di masa lampau, maka suatu saat bangsa tersebut akan tergelincir dan jatuh,” ujar Megawati. 

Megawati kemudian menceritakan hubungan antara Indonesia-Uzbekistan yang terjalin hangat setelah upaya diplomasi Bung Karno. Megawati mengatakan, Bung Karno saat berkunjung ke Uni Soviet pada 1956 bersikeras meminta presiden negara itu, Nikita Kurchev menemukan makam Imam Bukhari. Bung Karno menyatakan niatnya untuk berziarah ke makam Imam Bukhari, ulama besar perawi hadis Nabi Muhammad SAW. 


"Awalnya banyak yang menentang, bahkan lokasi makam nyaris terlupakan. Namun, Bung Karno dengan tegas berkata, Kalaupun harus naik kereta api sendiri, saya akan tetap pergi," kata putri Bung Karno itu. Langkah Bung Karno itu membawa dampak besar. Pemerintah Uni Soviet akhirnya merespons permintaan. Makam Imam Al-Bukhari ditemukan pemerintahan Soviet dan mereka memugar tempat tersebut. Kini, kompleks makam di desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan, menjadi destinasi wisata religi yang dikunjungi umat Islam dari seluruh dunia.

"Dari langkah kecil itu, lahirlah perubahan besar. Pemerintah Uni Soviet mulai membuka kembali pintu terhadap warisan Islam di Asia Tengah. Imam Bukhari pun, kembali hadir dalam kesadaran umat, bukan hanya sebagai tokoh agama, tetapi sebagai simbol pengetahuan, moralitas, dan kebesaran peradaban Islam," terang Megawati.

Megawati menceritakan, dia pernah ziarah ke makam Imam Al-Bukhari. Dia melakukan saat menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Silk Road, Uzbekistan. "Hati saya bergetar secara spiritual saat berdoa di makam tersebut. Saya membayangkan perjuangan Imam Al-Bukhari dan jejak Bung Karno yang pernah berziarah ke sana pada 1956," kata Megawati dengan suara bergetar dan menitikkan air matanya.

Diketahui, Imam Al-Bukhari, bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari. Dia adalah ulama besar kelahiran Bukhara (kini Uzbekistan) pada 810 Masehi. Dia dikenal sebagai ahli hadis yang karyanya, Shahih Al-Bukhari, menjadi rujukan utama umat Islam.k22
Read Entire Article