Remaja Terindikasi Diabetes Bukan Faktor Keturunan

6 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
SEMARAPURA, NusaBali
Dinas Kesehatan (Dinkes) Klungkung menggelar rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama kepala Puskesmas se-Kabupaten Klungkung, Jumat (23/5) pagi. Rakortas membahas indikasi diabetes melitus (DM) pada remaja dalam skrining massal sejak awal 2025. Sebanyak 14 remaja usia 15-17 tahun di Kabupaten Klungkung terindikasi diabetes. Hasil penelusuran riwayat keluarganya tidak ada satu pun yang terkena diabetes. Bukan karena faktor keturunan. 

Rakortas dipimpin Kadis Kesehatan I Gusti Ayu Ratna Dwijawati didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit I Ketut Ardana. Menurut Ardana, hasil skrining gula darah sewaktu (GDS) terhadap 544 remaja dilakukan sejak Januari hingga Mei 2025 terdapat 14 orang masuk kategori indikasi diabetes. Sebanyak 113 orang lainnya kondisi pre-diabetes. “Temuan ini mayoritas berasal dari wilayah Kecamatan Klungkung, khususnya di bawah cakupan Puskesmas Klungkung I,” jelas Ardana.

Dia mengungkapkan, 14 remaja yang terindikasi diabetes memiliki kadar gula darah di atas 160 mg/dL saat pemeriksaan. Sementara 113 remaja lainnya tercatat memiliki kadar gula antara 140-160 mg/dL. “Tak satu pun dari 14 remaja itu memiliki riwayat keluarga penderita diabetes,” ujar Ardana. Seluruhnya dalam kondisi sehat dan telah mendapatkan pendampingan dari petugas Puskesmas. “Kami sudah melakukan konseling, edukasi, dan bahkan kunjungan rumah untuk memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat,” imbuhnya.

Ardana menekankan, hasil GDS bukan diagnosis final, melainkan deteksi dini yang bisa berubah tergantung kondisi saat pengambilan sampel. Perlu pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kepastiannya. Dia juga menyoroti pentingnya skrining sejak usia muda, mengingat tren penyakit mungkin bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular seperti diabetes. “Jika dulu pemeriksaan gula darah usia 40 tahun ke atas dan yang berisiko tapi sekarang sasaran pemeriksaan usia 2-59 tahun. Saat ini kami terus menyasar kelompok usia remaja (15-17 tahun),” tegasnya.

Dalam rakortas, Dinas Kesehatan menekankan pentingnya ketepatan dalam input data ke ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku). Ardana mengatakan, data dalam sistem tersebut bersifat absolut. Dia berharap para kepala Puskesmas dan pemegang program bisa menyamakan persepsi untuk memperkuat pelaksanaan skrining remaja serta lebih teliti dalam pencatatan dan pelaporan. “Ini sebagai peringatan dini dan langkah edukatif agar remaja lebih peduli pada kesehatan, mulai dari pola makan, aktivitas fisik, hingga kebiasaan tidur (tidak begadang),” ujar Ardana. 7 wan
Read Entire Article