ARTICLE AD BOX
Jaya Negara mengapresiasi inisiatif masyarakat mewujudkan Patung ‘Maburu’ sebagai simbol kearifan lokal. Dia berharap keberadaan patung ini dapat memperkuat identitas budaya Panjer dan menjadi pengingat bagi generasi mendatang tentang warisan leluhur.
“Kota Denpasar memiliki berbagai tradisi dan kearifan lokal di desa adat, seperti Ngerebong di Kesiman, Omed-Omedan di Sesetan, hingga tradisi Maburu di Panjer. Semua ini harus kita jaga agar tetap lestari,” ujar Jaya Negara.
Jaya Negara juga menjelaskan bahwa tradisi ini menjadi momen penting bagi warga untuk terus menghormati dan merawat warisan budaya mereka. Tradisi ‘Maburu’ juga telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional, serta nantinya diharapkan menjadi WBTB di tingkat internasional yang ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bendesa Adat Panjer Anak Agung Ketut Oka Adnyana, menyampaikan bahwa ritual ini tetap lestari meskipun Denpasar terus berkembang sebagai kota modern. Prosesi Maburu dimulai dengan tawur di Bale Agung, tempat Ida Bhatara diyakini melakukan paruman atau pertemuan suci.
Setelah itu, dilakukan pamelastian di Pura Segara sebagai simbol penyucian. Sehari sebelum Nyepi, ngider dilakukan tiga kali di Bale Agung, di mana para pengadeg yang kesurupan berlari menuju Pura Tegal Penangsaran untuk melaksanakan ritual Maburu.
Kini, tradisi Maburu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, dan keberadaan Patung Maburu diharapkan dapat menjadi simbol pelestarian serta edukasi bagi generasi muda. “Dengan adanya patung ini, nilai-nilai budaya dan spiritual dalam ritual Maburu dapat terus diwariskan, sekaligus memperkuat identitas budaya Bali di tengah modernisasi,” kata Agung Oka Adnyana.
Hadir di acara tersebut, Wakil Ketua DPRD Denpasar Made Oka Cahyadi Wiguna, anggota DPRD Denpasar I Nyoman Darsa, Plt Camat Denpasar Selatan Ni Komang Pendawati, Lurah Panjer I Putu Budi Ari Wibawa, Bendesa Adat Panjer AA Ketut Oka Adnyana. 7 bin